Senin, 19 Desember 2011

Misteri Durian Berjamur

Beberapa hari yang lalu, saya kedatangan dua orang teman dari semarang. Kebetulan dekat kontrakan saya, ada penjual durian. Durian yang dipajang di depan sangat besar sehingga membuat dua orang teman saya tergiur. Padahal tidak jauh dari tempat tinggal saya, ada pusat durian yang jauh lebih menarik. Tetapi mereka tertarik di dekat kontrakan saya karena melihat pesona durian jumbo itu. Kebetulan lagi  jualannya di atas bong (kuburan cina). Padahal ya. kuburan tu almarhum udah dihias begitu cantik tapi justru dijadikan tempat jualan durian dan rambutan.


Menjelang sore, kami `membeli durian, ternyata harga durian jumbonya 75 ribu. karena mahal maka kami membeli yang ukuran sedang dengan harga 40 ribu (berarti @ 20 ribu). Ketika teman saya sedang memilih, saya dan teman saya yang satunya terlibat dalam sebuah percakapan yang tidak penting.
T (teman) : " kasihan ya yang punya kuburan, "
S (Saya)  : " kenapa mbak?"
T             : " yang punya mabuk,"
S             : " Oh iya, mabuk bau durian dan rambutan, "
T             : " pasti mblenger banget tuh si engkoh atau encik nya, "
S             : " iya bener-bener, kasian juga, padahal kuburannya sudah dihias bagus bagus eh malah dijadiin jualan duren lah, jemur pakaian lah, "
( kemudian kami berdua tertawa terpingkal pingkal)

Sesampainya di kontrakan, kami membuka durian yang sudah dipilih. Kami tidak sabar menikamati durian yang kata penjualnya manis dan matang pohon. Bau duriannya sudah merebak ke seluruh ruangan dan membuat air liur kami tidak dapat tertahan. Begitu mencicipinya, ternyata rasanya hambar. tetapi kami tetap menghabiskannya. Untuk mengobati kekecewaan kami, kami membuka durian yang satu lagi, namun malang tidak dapat ditolak. Durian yang jauh lebih besar ini justru belum matang. Kami tidak bisa mengembalikannya karena sudah dibuka dan dicicipi. Akhirnya durian itu ditutup kembali dan berharap bisa matang. Seorang teman saya menyeletuk " ini pasti gara2 kita ngomongin yang punya kuburan, jadi kualat deh"

Dua hari berlalu, saya memastikan apakah duriannya sudah matang apa belum dan ternyata masih mentah. karena tidak sabar akhirnya saya membungkusnya dengan plastik dan mengikat dengan rafia. Harapan saya biar durian cepat matang dan saya bisa menikmati manisnya.Namun malang kembali tidak dapat ditolak, setelah beberapa hari dibungkus justru saya mendapati durian itu berjamur dan sudah tidak bisa dinikmati. Padahal saya sudah setia menunggunya berhari-hari demi sebuah durian matang..nasib nasib.....


Pesan moral :
hati hati dalam membeli durian, jangan mudah tertipu dengan penjualnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar