Teriakan kesakitanmu malam
itu memecahkan segala keheningan. Aku langsung melonjak dan menuju ke sebuah
ruangan dimana kamu merasa kesakitan. Jantungku berdetak tidak karuan,
sepertinya malam ini jantungku lebih banyak memompa darah agar bisa menyebar ke
seluruh tubuhku. Nafasku sedikit tercekat melihat kondisimu. Aku takut..
Ku raba tubuhmu, hanya dingin
yang aku rasakan.
Kamu masih saja berteriak
kesakitan.
Aku tidak bisa melakukan
apapun, mulutku seperti dikunci padahal aku ingin memanjatkan sebuah doa
untukmu. Hanya dalam hati, aku bisa mengucapkan. Aku yakin Tuhan juga tidak
akan keberatan jika aku berdoa lewat hati.
Lagi-lagi aku takut....
Kamu semakin tidak tenang,
hatiku mulai berguncang. Keringatku perlahan mengalir dan menjalar ke seluruh
tubuh. Kamu masih saja berteriak kesakitan. Entah kesakitan seperti apa yang
kamu rasakan. Jika boleh memilih, aku ingin menggantikanmu merasakan sakit yang
menyiksa di seluruh isi otakmu.
Aku takut....
Kamu belum juga terlihat
tenang meskipun beberapa obat sudah tertelan manis ke dalam tubuhmu. Kesakitan
itu seperti setan yang terus meneriakkan siksaannya. Aku tidak bisa berbuat
apapun. Aku mati rasa, aku takut...
Aku benar-benar tidak tenang.
Yang aku lakukan adalah melihat tubuhmu. Apakah jantungmu masih berdetak,
apakah paru-parumu masih berfungsi, apakah tubuhmu masih bisa menjadi hangat.
Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku, aku hanya memastikan kamu masih
bernafas..
Aku benar-benar takut jika
tiba-tiba nafas itu terhenti
Itu berarti aku akan
kehilanganmu
Aku takut
Aku takut
Demi apapun, bisakah aku
menggantikan penderitaanmu?
Cepat sembuh ibu, doaku
selalu menyertaimu
Aku yakin ibu lebih kuat dari
yang kami bayangkan
Terus berjuang
Terus sehat
Teruslah menjadi ibu hebat
bagi kami.
Sayang ibu karena Allah...:))