Hari ini, si nona
terlambat. Tugas yang menumpuk membuatnya harus begadang semalaman untuk
menyelesaikannya. Namun riasan wajah membuat
kantung matanya terlihat samar.Meskipun wajahnya nampak tenang namun pikirannya
berkecamuk tidak karuan. Dia sedang berpikir, apa yang akan diberikan untuk
anak-anak hari ini. Sepanjang malam, dia berpikir namun nihil hasilnya.
Bel sekolah sudah
terdengar.
Langkahnya semakin
layu memasuki ruangan kelas satu. Ini kali pertama dia mengajar kelas satu.
Bukan takut tapi si nona tidak tahu harus bagaimana, otak si nona sepertinya
sedang membangun tembok tinggi sehingga tidak ada ide yang keluar.
Diintipnya anak-anak
dari balik jendela kelas, beberapa anak berlarian kesana kemari dan sisanya
sedang asyik berbagi cerita dengan temannya. Si nona masih termangu di depan
kelas. Diintipnya lagi, terlihat dua anak di belakang sedang berkelahi dan
beberapa temannya meneriaki. Peluhnya mulai mengucur perlahan, dingin menjalari
tubuhnya. Ada perasaan ingin masuk kelas namun kakinya tidak dapat digerakkan.
Si nona masih menunggu
Lagi-lagi dia
mengintip, kali ini suasana sudah mulai tenang. Dia menarik nafas kembali dan akhirnya
memutuskan untuk memasuki medan. Tangannya menarik gagang pintu dan kakinya
melangkah ke dalam kelas.
Waktupun merangkak.
Satu jam sudah
berlalu
Terlihat langkah
gontai keluar dari kelas. Wajah sang Nona nampak pucat pasi. Peluh membasahi
baju yang dikenakannya. Dan tidak ada satu katapun yang terucap dari bibirnya.
Hatinya benar-benar hening.
*PPM
Indonesia Mengajar hari ke-3*