Selasa, 23 Juli 2013

Kutub yang Usang

Malam ini aku memilih menyusuri jalan membelah kegelapan.
Hanya berteman bulan purnama yang berwajah sendu. Kami beradu. Gelap sedang singgah di desaku. Tidak ada cahaya yang memancar kecuali dari pelita sederhana yang cahayanya terselip diantara dinding kayu. Beberapa orang memilih duduk di depan rumah untuk sekedar menikmati semilir angin. Mereka seolah bayangan, sekelebat hitam. Aku sedang menikmati kesendirian menapak asa. Kini rumah itu tidak lagi menjadi magnet, kutubnya sudah usang dan minta diasah atau bahkan diganti baru. Ketakutan menyelemur membasuh rumah sederhana itu. Ingin aku menghentikan langkah dan tetap terpaku di tengah jalan bermandikan cahaya malam. Namun kesenduan sang bulan seolah-olah memintaku untuk tetap melangkah dan berlindung di rumah itu. Melambatkan langkah lantas tidak akan melambatkan laju waktu. Waktu tetaplah waktu yang seakan memiliki kaki untuk terus berjalan. Hati meronta, rumit seperti benang kusut yang tak lagi runtut. Sepercik cahaya melambai-lambai menyambut langkahku, kakiku kaku dan beku. Percuma meronta, karena ini adalah sebuah realita. Pilihannya membangun asa atau aku akan tersembab dalam luka. Kuhembuskan nafas dan kutata hati. Riuhnya sudah terdengar dari ujung jalan. Dekat dan semakin dekat. Pintu terbuka lebar, aku kembali memasuki kutub usang dan kurelakan melepas kenikmatan kesunyian membelah kegelapan.

Sabtu, 20 Juli 2013

Bukan Tentang Saya

Pagi ini perjalanan ke Rupat dari Bengkalis diwarnai haru yang menderu. Bukan karena lambaian tangan melepas kepergianku, bukan juga ucapan perpisahan yang seolah kita tidak akan bertemu. Sebuah deretan huruf yang terangkai apik membentuk sebuah cerita yang inspiratif. Tulisan dalam blog turun tangan. Kalau kamu pikir saya promosi, ohh jelas tidak!! Saya ingin menyebarkan semangat keoptimisan tentang sebuah masa depan.
Membaca cerita yang terangkum indah itu membuat saya berpikir bahwa saya tidak pernah sedikitpun menyesal berada di titik ini, dimana sebelum sampai di titik ini, banyak nyinyiran dan cemoohan yang menghadang. Bukan sekedar melepas kenyamanan namun ini tentang kebermanfaatan bagi orang lain. Banyak cara dilakukan untuk dapat bermanfaat namun waktu adalah sumber daya yang terbatas. Tidak perlu menunggu dan banyak berwacana, lakukan saat bisa dilakukan. Memori itu terangkai kembali. Atmosfernya bisa saya rasakan seperti waktu itu. Keikhlasan, keyakinan dan keoptimisan menjadi lapisan atmosfernya.
Melihat mereka menggantungkan cita-cita, membuka mata mereka akan dunia, menanamkan sebuah karakter kebangsaan. Itu kebahagiaan yg jelas tidak bisa saya jelaskan. Senyum, tawa, binar, dan  keoptimisan membuat saya yakin bahwa negara ini akan tumbuh dengan manusia yang hebat dan menjunjung negara ini di mata dunia. Kalau kau pikir ini hal kecil, memang!! Namun segalanya tidak harus dimulai dari hal yang besar. Hal yang besar itu justru muncul dari sesuatu yang kecil. Lakukan, lakukan dan lakukan.
Mengutip kata-kata dalam blog turun tangan bahwa
" Kelak kita akan pulang,menjawab doa ibu,menjawab doa ayah,dengan membawa ilmu,membawa manfaat bagi kampung halaman,bagi negeri,bagi umat"
:)