Segala peralatan sudah dikeluarkan
dan ditata di meja yang disiapkan sang empu rumah. Diperhatikannya dengan
seksama wajah di hadapannya. Seulas senyum simpul dan rapalan doa singkat
menjadi pengawal. Tangannya begitu lihai memainkan peralatan yang telah menjadi
sahabatnya selama bertahun-tahun. Seulas demi seulas disapukan di wajah wanita
berusia 80 tahun. Wanita itu memejamkan mata dengan tenang dan damai. Aroma
tubuhnya wangi menyerbak memenuhi ruangan yang khusus disiapkan untuknya. Tidak
membutuhkan waktu yang lama, wajah senja itupun terlihat seperti seorang gadis
berusia muda. Campuran kosmetik dipadu padankan dengan apik sehingga mencapai
kesempurnaan. Sebagai penutup, lipstik merah muda dipoleskan di bibir sang
wanita, harusnya akan lebih cantik jika menggunakan lipstik merah menyala namun
keluarganya meminta agar dibuat sesederhana mungkin.
Selang beberapa lama, upacara pun di mulai dan semua khidmat
*****
“ Ini uang untuk membayar study tourmu.” Ujar ibu sambil menyodorkan beberapa
lembar ratusan ribu.
“ Terima kasih Bu.” Jawabku gembira.
“ Tuhan memang selalu baik, pintu rejeki bisa datang darimana saja. Orang yang
meninggalpun bisa memberikan rejeki untuk kita. Ibu istirahat dulu ya karena
besok masih ada jenazah yang harus dirias kembali.”
Aku mengangguk.
Ibu melangkahkan kakinya menuju kamar dan mengijinkan malam menjadi peluruh
lelahnya.