Setelah mendapatkan email dan jadwal dari
LPDP di tahap selanjutnya. Saya mulai mempersiapkan diri karena tahapan
selanjutnya adalah tahapan yang menentukan apakah kita lolos atau tidak.
Seperti yang sudah saya tulis bahwa periode ketiga LPDP tahun 2015 memiliki
kebijakan baru terkait tahapan seleksi yaitu dengan ditambahkan writing on the spot.
Saya mulai googling tentang wawancara, kemudian membuat kumpulan list pertanyaan dari internet. Geli juga membaca pengalaman para awardee
ketika wawancara diminta menyebutkan pancasila, pembukaan UUD, atau bernyanyi
lagu daerah. Apapun itu, semua sudah dipersiapkan. Setelah list tersusun rapi maka saya berlatih wawancara dengan suami seolah olah
beliau adalah pewawancara. Sedangkan untuk menghadapi tes LGD (Leadership Group Disscussion), saya
rajin mengikuti berita dalam kurun sebulan terakhir di internet dan tentu
berita terbaru.
Karena berdomisili di Manado maka saya
memilih tes di Makassar. Sebelumnya seorang teman yang sudah lolos memberitahu
lebih baik memilih tempat di Jawa yang sudah pasti karena jika di luar jawa dan
tidak ada pesertanya maka akan dipindah tempat. Alhamdulillah, di periode ini
LPDP membuka tempat di luar jawa lebih banyak seperti di Medan, Kalimantan, dan
Sulawesi. Saya juga percaya bahwa ke depan akan dibuka tempat baru karena
melihat antusias para putra putri bangsa mengikuti beasiswa ini.
Satu hari sebelum seleksi, LPDP mengirimkan
jadwal dan saya mendapatkan waku selama dua hari. Hari pertama verifikasi
berkas, writing on the spot dan LGD.
Sedangkan hari kedua hanya wawancara.
Tibalah…
Hari pertama saya datang ke Gedung Keuangan
Negara Makassar jam 10.30 karena mendapatkan jadwal jam 11.00
Deg-degan? Nervous? Pasti!!!
Sudah membayangkan saya akan bertemu dengan
orang-orang hebat yang sedang menantang mimpi seperti saya.
Menenangkan diri dan percaya diri bahwa kita
bagian dari mereka. Itu ampuh untuk mengusir nervous.
Begitu masuk ke ruangan, para peserta
diminta absen dengan
menunjukkan barcode di kartu peserta
yang sudah diprint. Setelah itu menunggu untuk verifikasi berkas. Sambil
menunggu, saya berkenalan dengan peserta lain. Alhamdulillah membuat semakin
bersemangat untuk bisa lolos karena melihat mereka yang tidak kalah bersemangat.
1.
Tahap Verifikasi Berkas
Pastikan semua
berkas yang diminta dibawa dari ijazah asli sampai surat keterangan sehat bebas
narkoba dari rumah sakit pemerintah. Karena tidak sedikit peserta gugur karena
berkas tidak lengkap. Sayangkan apalagi kalau sudah jauh-jauh ke tempat
seleksi.
2.
Tahap
LGD
Masing-masing
peserta akan mendapatkan kelompok yang terdiri dari 8 orang. LPDP akan
menginformasikan satu hari sebelumnya sehingga pastikan masuk di kelompok mana.
Di ruang LGD sudah
ada dua orang psikolog dan kami diberikan satu materi selama 45 menit ( 5 menit
untuk membaca dan 40 menit untuk berdiskusi). Karena ini adalah leadership untuk itu sisi kepemimpinan
masing-masing orang dinilai. Tips :
a.
Tawarkan
diri menjadi moderator atau notulen
b. Jangan
menjatuhkan, kalau memang tidak setuju dengan pendapat teman lain silakan
pergunakan bahasa yang positif. Misal : Pendapat si A sudah baik namun menurut
saya….
c.
Beri
kesempatan teman untuk mengemukakan pendapat.
d.
Jangan
mendominasi, tahan emosi agar tidak menggebu-gebu.
3. Tahap Writing on The Spot
Inilah tahap baru
yang ditambahkan LPDP. Satu kelompok diminta masuk ke dalam satu ruangan dan
duduk di meja yang sudah disiapkan kertas. Setelah panitia memberikan petunjuk,
para peserta akan dihadapkan pada dua kasus dan diminta memilih salah satu.
Penilaiannya mencakup sistematika menulis dan penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Saat seleksi kemarin saya menulisnya dengan mengungkapkan
pendapat setuju atau tidak lalu alasannya bahkan saya memberikan contoh kasus,
tidak lupa saya memberikan penyelesaian masalah dan ditutup dengan kesimpulan.
Waktu yang diberikan
hanya 30 menit.
4.
Tahap
Wawancara
Tahap ini yang jujur
membuat saya dan peserta lain deg-degan. Sebelumnya saya juga berbincang dengan
peserta lain yang sudah melalui tahap ini. Ada yang merasa dibantai, ada yang
merasa pertanyaannya tidak berkaitan, dan masih banyak pengalaman lucu lainnya. Lagi-lagi saya
memerintah otak dan diri saya untuk percaya diri (percaya tidak percaya, ini
ampuh untuk menghadapi tes wawancara)
Hari selanjutnya
saya hadir 30 menit sebelum wawancara. Alhamdulillah saya mendapatkan jadwal
pagi jam 08.00 (masih segar dan semangat penuh). Ada juga teman saya yang
mendapatkan jadwal jam 5 sore sedangkan dia harus verifikasi berkas pagi.
Nama saya dipanggil
dan masuk ke suatu ruangan besar yang terdiri dari banyak meja. Masing-masing
meja telah bersiap 3 orang pewawancara yang terdiri dari dua ahli bidang
akademik dan satu psikolog. Handphone
sudah saya matikan sejak absen peserta (menghindari melihat handphone juga jadi jurus ampuh untuk
konsentrasi dan siap menghadapi wawancara). Lagipula pewawancara juga tahu
kalau peserta belum mematikan handphone-nya.
Sebelum duduk, saya
menjabat tangan pewawancara dengan percaya diri sambil mengenalkan diri
meskipun nanti ada sesi perkenalan diri.
Seperti pengalaman
teman lain, pewawancara meminta saya memperkenalkan diri, setelah itu ditanya
mengenai CV dan esai yang sudah saya buat. Waktu selama wawancara selama 45
menit. Kira-kira seperti inilah list
pertanyaan yang diajukan :
1.
Perkenalkan
diri anda
2.
Mengapa
ingin mengambil S2
3.
Mengapa
mengambil di UGM bukan UNDIP karena juga alumni UNDIP, domisili Semarang dan
UNDIP juga masuk list LPDP?
4.
Pengalaman
organisasi
5.
Apa
yang akan anda lakukan setelah selesai kuliah? Langkah apa yangs udah anda
lakukan? (Saya jawab pengabdian di Manado karena suami asal Manado)
6.
Bagaimana
jika LDR sama suami? ( bagian ini yang dikaji memakan waktu hampir 15 menit)
Kemudian saya
menjawab suami ikut
7.
Bagaimana
jika suami anda mendapatkan posisi bagus di Jawa sedangkan anda ingin mengabdi
di luar jawa?(Pertanyaan susulan)
8.
Usaha
apa yang sudah suami lakukan terhadap usaha yang dibangunnya di Manado sehingga
anda yakin suami tidak akan tinggal di jawa? Jelaskan!
9.
Jelaskan
pengalaman organisasi anda yang paling berkesan dan apa yang anda lakukan
disana. (kemudian ditanya tentang indikator keberhasilan program)
10. Mengapa anda
mengambil beasiswa LPDP padahal sebagai lulusan Indonesia Mengajar pasti bisa
diterima di Beasiswa seperti chevening atau AAS?
Kira-kira seperti
itulah pertanyaan yang diajukan dan ada beberapa pertanyaan singkat yang
diajukan. Wawancara menggunakan 80% bahasa Indonesia dan 20% Bahasa Inggris (Berbeda-beda tergantung pewawancara). Mengambil dalam negeri atau luar negeri
tidak ada hubungannya dengan bahasa.
Alhamdulillah beberapa
pertanyaan yang diajukan oleh suami saat simulasi wawancara keluar sehingga sudah
diantisipasi.
Tips :
1.
Tenang
agar bisa menjawab pertanyaan yang tidak terduga.
2.
Jangan
menjawab terburu-buru (kesalahan saya karena terlalu bersemangat sehingga pewawancara
belum tuntas sudah saya iyakan)
3.
Wawancara
ini kroscek dari essai dan CV yang sudah kita tulis sehingga
bertanggungjawablah.
4.
Ini
tips ampuh juga dari suami yang saya gunakan
Jawablah dengan
jujur jangan dibuat-buat. Jujur itu membawa kejelasan jawaban namun jika
dibuat-buat akan menimbulkan pertanyaan lain. Jawab dengan percaya diri dan
tenang karena pada prinsipnya wawancara tidak akan menjatuhkan tetapi menggali
lebih dalam.
Alhamdulillah semua seleksi selesai. Rasanya
lega. Jangan lupa lapor panitia bahwa kita telah menuntaskan semua proses.
Tinggal berdoa dan optimis.
****
Dua minggu kemudian.
Sms masuk ke handphone memberitahukan bahwa LPDP telah mengirimkan email.
Buru-buru saya buka sembari berdoa dan alhamdulillah saya dinyatakan lulus. Namun
semua proses belum selesai, masih ada Persiapan Kepemimpinan November nanti. Harus
jaga kesehatan agar bisa menjalani semua proses termasuk proses mendaftar
sekolah lagi.
Alhamdulillah, sampai sekarang masih
diijinkan terus menantang mimpi untuk diwujudkan. Jangan lelah dan selalu
percaya bahwa segala proses adalah pembelajaran serta memberikan manfaat dalam
hidup.
PS
: Suasana seleksi tidak seseram yang dibayangkan, tidak ada atmosfer
kompetitif. Suasananya hangat dan santai. Selain itu LPDP tidak berdasarkan target
atau kuota dalam menerima awardee.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar