Selasa, 15 September 2015

Sehat itu (Bukan) Gaya

“ Saya mau pisangnya ya Bu. Soalnya tadi makanannya hambar. Besok juga bingung masak apa kalau rasanya begitu.” Kata seorang teman kantor sambil mengambil pisang yang saya bawa untuk sarapan.

Baru dua hari teman saya membawa bekal “sehat” karena melihat saya yang sudah sebulan selalu membawa bekal ke kantor dengan menu yang agak “aneh”
Bekal yang dia bawa tanpa nasi, sebagai pengganti karbohidrat, dia merebus kentang. Sedangkan lauknya tumis tempe dan bakwan ikan, tanpa sayur.
Tidak kalah heboh lagi teman satunya, dia membawa bekal lebih lengkap yaitu sayur, lauk dan sumber karbo yaitu kentang rebus. Dia tidak menggunakan garam karena kiblatnya diet mayo. Selalu digembar-gemborkan bahwa bekal yang dibawa sehat namun tetap saja masih menggunakan vetsin meskipun ngakunya sedikit.
Sudah 5 bulan ini, saya belajar food combining (FC), sebuah pola makan sehat yang sangat memperhatikan padu padanan makanan, waktu dan cara makan. Silakan akses www.erykar.com untuk mengetahui tentang food combining.
Awal mula muncul untuk hidup sehat adalah ketika berat badan mencapai klimaks dalam hidup saya. Alih-alih menjadi kuat, tubuh malah mudah lelah, nafas ngos-ngosan dan tentu sering sakit. Bisa dikatakan stamina buruk. Saya sadar bahwa pola makan selama ini salah besar, terlalu banyak konsumsi karbohidrat dan pemanis buatan. Makan apa saja masuk dalam porsi yang tidak sedikit. Akhir tahun 2011, saya merasakan ada benjolan di payudara sebelah kiri, rasanya mrengkel dan sakit lantas saya pergi ke dokter penyakit dalam dan diberi obat, sembuh. Kata dokter itu hanya benjolan biasa yang tidak berbahaya atau berpotensi tumor/ kanker. Namun tetap saja membuat saya merasa was-was. Di akhir tahun 2013, payudara saya kembali sakit dan segera saya USG sebagai upaya preventif. Memang ketika diperiksa dokter  ada benjolan kecil namun setelah di USG tidak ditemukan apapun. Kembali lagi saya minum obat. Sakit yang dirasakan mempengaruhi psikologis saya, rasanya tidak ada semangat untuk melakukan apapun. Pada saat itu berat saya mencapai 65 kg dan terhitung naiknya drastis dari berat sebelumnya

Setengah tahun kemudian saya mencoba untuk mengurangi berat badan dengan cara olahraga teratur dari mulai skipping, aerobik dan renang. Memang berat badan saya turun 5kg dalam waktu 6 bulan (saya memilih tidak instan). Rasanya badan ringan dan semangat melakukan banyak hal. Keinginan itulah yang mendorong saya untuk menurunkan berat badan lagi sesuai perhitungan Indeks Massa Tubuh. Tentu selain olahraga, saya mengatur makanan. Sebulan sampai dua bulan pertama tubuh merasa segar dan stamina sangat tinggi, namun bulan ketiga tubuh merasa lemas  terlebih frekuensi olahraga ditingkatkan. Beberapa waktu yang lalu melalui twitternya erikar lebang, saya paham bahwa olahraga tanpa disertai pengaturan pola makan yang benar justru membuat sel lebih cepat aus karena enzim yang terkandung di dalam makanan mengalami defisit untuk melakukan perbaikan sel. Rupanya melupakan sarapan dan mengurangi karbo juga strategi yang salah meskipun tetap konsumsi sayuran. Badan lemas, daya tahan tubuh menurun dan langsung sakit!
Beberapa bulan lalu, seorang teman di kantor mengenalkan tentang food combining dan begitu mendengar penjelasannya saya langsung tertarik. Saya bukan tipe peniru ala kadarnya sehingga selain bertanya juga googling sana sini bahkan sampai membeli buku FC yang ditulis oleh Erikar Lebang.
Tidak akan menghasilkan apapun ketika hanya sebuah niat maka saya langsung mempraktekannya. Awal menjadi pembelajar FC, saya memperhatikan padu padan yang sederhana yaitu tidak “menjodohkan” karbo dengan protein hewani. Saat itu saya konsumsi sayuran mentah atau raw vegetable hanya seminggu sekali. Sarapan buah juga masih satu jenis dan masih cheating ngemil tidak sehat. Tubuh merasa segar dan menstruasi lancar. Satu bulan berikutnya frekuensi makan sayur segar mulai meningkat dan sarapan buah sampai tiga jenis. Ngemil-ngemil menggiurkan paling hanya seminggu dua kali. Ini wajar karena dalam FC memang diperbolehkan cheating seminggu 1-2 kali.
Keingintahuan saya akan FC masih tinggi, maka saya terus mencari informasi di internet dan menemukan group food combining indonesia yang luar biasa sangat membantu progres belajar saya. Bulan berikutnya konsumsi buah dan raw veggie terus ditingkatkan bahkan jus sayur juga diteguk. Rasanya tidak seseram yang dibayangkan (di bab berikutnya ada menu jus sayur).
Tanpa terasa ada banyak perubahan yang terjadi di tubuh saya :
1.     Daya tahan tubuh meningkat
Selama FC, saya tidak pernah sakit bahkan ketika flu melanda ruangan di kantor, saya tetap sehat dan bugar
2.     Alarm tubuh selalu on
Terbiasa konsumsi makanan alami dan menghindari makanan/ minuman berpengawet buatan membuat tubuh selalu menolak jika saya makan yang ber-MSG, manis buatan dan bahkan yang mengandung gluten. Reaksi tubuh setiap orang berbeda-beda, kalau reaksi tubuh saya biasanya pusing dan mual. Hal inilah yang mendorong saya malas cheating karena efeknya membuat kapok. Biasanya sebagai penyembuh, perbanyak air putih atau stock kembali enzim melalui jus sayur karena makanan/ minuman berpengawet tersebut membuat tubuh ber-Ph-asam sedangkan enzim berfungsi sebagai katalis untuk mengembalikan PH tubuh di posisi normal.
Melalui FC ini juga, saya paham bahwa ketika tubuh di kondisiaAsam maka mudah sakit karena enzim yang seharusnya digunakan untuk menjalankan fungsi sel malah terbuang untuk penyeimbang PH tubuh, sehingga sel tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Tubuh drop!
3.     Stamina tubuh meningkat
Rasanya ringan dan bersemangat meskipun melakukan banyak aktifitas. Kalau toh capek, tubuh akan memberikan alarm untuk istirahat. Sejak FC, tidur juga nyenyak dan bangun tidur serasa segar karena energi terisi kembali.
4.     Berat badan turun
Nah ini yang jadi bonus besar, berat badan saya berada di range indeks massa tubuh yang ideal. Tentu FC diimbangi olahraga dan bukan olahraga ngoyo. Seminggu tiga kali, saya jogging selama 30 menit atau berjalan kaki cepat.
Mau makan banyak sekalipun asal sesuai petunjuk FC maka berat tubuh tetap seimbang. Menyadur kalimat di buku food combining itu gampang yang ditulis Erikar Lebang bahwa selama menjalankan FC maka tubuh akan menemukan berat idealnya sendiri.

Di bulan Ramadhan saya juga tetap menjadi pembelajar FC (saya tidak mau dikatakan pelaku karena masih terus belajar). Yang dirasakan cukup signifikan adalah menstruasi lancar setiap bulan dan benjolan di payudara tidak sakit lagi. Yang membahagiakan lagi bahwa suami saya juga seorang pembelajar FC selama 4 bulan.

Bagi saya, ini bukan tentang gaya hidup sehat ala kekinian tetapi saya ingin memberikan hak tubuh yaitu sehat sebelum mereka menuntut haknya yang terlupakan oleh manusia. Sebagai pembelajar FC bukan berarti saya tidak bisa makan enak karena prinsip FC hanya padu padan makanan, waktu dan cara makan. Sehingga makan dimanapun tetap bisa dinikmati dengan senang hati. Saya mencoba memperlakukan tubuh saya dengan baik karena merasakan sehat itu luar biasa nikmat.

Salam sehat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar