Selasa, 04 Oktober 2011

Save Our Generation

" hei kamu kok diam saja?" tanyaku pada seorang anak yang sekarang duduk di kelas 6 SD.
anak laki-laki itu diam saja..
"kamu gak bermain dengan temanmu?"
anak itu kemudian keluar dan meninggalkan saya ..

" Dia emang jarang main mbak, temannya dikit, ya paling pulang sekolah duduk" kata ibunya
" apa dia tidak terganggu kalau di rumah ini sedang banyak tamu?" tanyaku
" dia tidak pernah bertanya, dia banyak di kamar dan nonton tivi..baru baru aja dia keluar karena TV nya sudah saya jual untuk biaya sekolah.



Terdengar ironis saat tahu bahwa sepulang sekolah anak tersebut hanya di dalam kamar. padahal seharusnya dia bisa bebas bermain bersama teman-teman sebayanya. Hal ini dilakukan ibunya karena dia dan anaknya tinggal di lingkungan lokalisasi. Ibunya hanya numpang tinggal di rumah itu karena sudah tidak ada biaya mengontrak rumah.
Setiap hari anak tersebut harus melihat rumah yang ditinggalinya penuh dengan pria-pria yang mencari kenikmatan semata. Padahal batas antar kamar hanya dipisahkan dengan bilik kayu yang dapat ditembus suara.
Apakah ini baik bagi psikologis anak?
apakah ini baik untuk pertumbuhan anak?
apakah ini sudah sesuai dengan hak anak untuk bermain hidup di tempat yang layak?

jawabannya tentu : TIDAK!!!

Sayangnya hal tersebut belum pernah dijamah oleh pemerintah atau siapapun, tidak ada tempat disana sebagai tempat bermain belajar yang layak. Yang terpenting bagaimana membentuk persepsi mereka tentang tempat dimana mereka tinggal.

Berharap suatu saat ada yayasan atau sekelompok orang yang dapat berjuang untuk hak anak-anak di lokalisasi dan memberikan pendampingan. Membentuk zona nyaman bagi mereka sebagai anak, bukannya mereka generasi muda yang harus dilindungi dan dibentuk menjadi baik?

Semua itu bisa dilakukan . bisa saya, kamu dan kalian bahkan mereka sendiri...:D

#Save our generation#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar