Minggu, 31 Maret 2013

Romansa Dalam Hening


Temaram mulai tiba. Burung-burungpun perlahan kembali ke peraduan dan sang bulan siaga menjaga malamnya agar tetap bercahaya. Di sebuah rumah kayu yang sudah renta itu nampak dua insan sedang mengadu kasih. Sepertinya sudah sangat lama mereka menanti rindunya terurai. Tak ada suara yang merambat, hanya sebuah bisikan bisikan lembut yang tertambat. Sosok yang menjadi sandarannya sedang bercerita tentang asmara. Layaknya seorang anak kecil yang diceritakan dongeng, sang gadis menyimak dengan seksama. Hatinya perlahan mengurai aksara aksara yang mengalir dari mulut sang pria. Sesekali sang pria menatap lekat sang gadis kemudian mengecup keningnya, kemudian dirangkainya lagi kisah untuk sang gadis. Bagi sang gadis, ini seperti pertunjukan kesukaannya, telinga, mata dan hatinya menangkap segalanya. Malam semakin sunyi dan sunyi semakin sepi, tak ada kehidupan selain mereka. Kini mereka berbincang yang meyisakan jutaaan kisah tentang sang pria, gadis dan tentang mereka. Rupanya mereka sedang membangun sebuah bangunan yang indah melebihi indahnya berjuta-juta istana yang pernah ditemui dan sebuah bangunan yang kuat bahkan lebih kuat dari sejuta tonggak sekalipun. Malam semakin pekat,pekat,pekat dan mereka tidak lagi dekat namun semakin lekat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar