Minggu, 05 Mei 2013

Kembalinya Sang Puzzle




Awalnya hanya sebuah puzzle yang berantakan dan tidak membentuk gambar apapun. Puzzle itu meringkuk di lantai dan sesekali merasakan dinginnya desisan angin yang berhembus perlahan lewat sela-sela ventilasi. Tak tersentuh, hingga masa akan bersiap melahapnya dan tamatlah riwayat sang puzzle.

Sebuah tangan memunguti kepingan puzzle yang berserak dan memasangkannya secara perlahan. Semakin lama sebuah gambar muncul dari badan puzzle. Sebuah gambar sepasang sepatu yang manis.
Itulah kita, ibarat sebuah puzzle yang berantakan kemudian karena ada tangan yang peduli dan logika yang membuat setiap bagiannya saling melengkapi kemudian tersusun rapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar