Ratu hanya menjadi
sosok di dalam pikirannya. Bahagia kadang menjelma menjadi sebuah madu yang
manis namun sesekali menjadi racun yang melukai dirinya. Duduk dan menunggu
penumpang membeli lembaran karcis di tangannya. Sebenarnya dia sudah tahu jika
tak akan ada lagi kapal-kapal bersandar. Demi sebuah kebahagiaan dia menjadi
gadis penjual karcis kapal. Demi menjadi seorang ratu yang hadir di dalam
kerajaan imajinasinya. Lelaki itu datang dan
menceritakan tentang euforia sebuah kerajaan. Dia cukup mendengar dan
hanya berimajinasi masuk di dalamnya. Lelaki berjambang terus bercerita tanpa
jeda, dan tanpa jeda pula sang gadis ikut bereuforia.
Menunggu kapal datang berbanding lurus
dengan bereuforia dengan lelaki itu. Begitu kapal tak lagi bersandar maka lenyaplah
euforia itu. Hanya dengan menjadi gadis penjual karcis, dia bisa menikmati
bahagianya meski kadang menyakitkan. Dia ingin menangis namun madu bahagianya
jauh lebih besar dari racun bahagia.
Entah
sampai kapan dia akan menjadi gadis penjual karcis, mungkin hingga lelaki tegap
itu tak lagi datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar