Sabtu, 22 Desember 2012

Kepingan Rindu Di Hari Ibu



Tiba-tiba getaran handphone terasa dari dalam tas ranselku, namun aku abaikan. Aku bisa menebak siapa yang telpon setiap pagi di jam yang sama. Aku sengaja tidak mengangkat karena sedang perjalanan menuju sekolah. Begitu sampai di kantor guru, aku melihat one missed call di layar handphone ku. Benar sekali tebakanku siapa yang menelpon. Bunda :) , begitulah nama yang terlihat.
Bukan mengabaikan, namun aku berniat menelponnya setelah sekolah usai. Aku ingin mengucapkan beberapa patah kalimat yang memang harus aku ucapkan hari ini.
Hari ini aku harus menyelesaikan beberapa data untuk keperluan yayasan, selain itu aku harus mengurus laporan pertanggungjawaban kegiatan pelatihan yang diadakan beberapa hari lalu. Di saat sedang sibuk mengisi data, tiba-tiba genset sekolah dinyalakan. Maklum di desa kami, listrik belum masuk sehingga genset adalah satu-satunya energi pembangkit listrik yang digunakan. Begitu genset hidup, televisi, printer, dispenser bekerja sebagaimana mestinya. Aku alihkan konsentrasiku ke layar televisi, hampir semua stasiun televisi broadcast seputar hari ibu. Pikiranku melayang kepada sosok yang sangat berarti dalam hidupku. Sosok yang telah luar biasa mengajarkanku tentang makna hidup. Sosok yang tidak letih membentukku menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah menyerah. Sosok teladanku untuk menjadi wanita hebat.
Tiba-tiba alunan musik Bunda yang pernah dipopulerkan oleh Melly Goeslow menjadi backsound suatu acara reality show di salah satu televisi swasta. Mendadak aku menghentikan kegiatanku, hatiku bergemuruh, mataku melemah, perlahan butiran air membasahi kedua bola mataku. Seketika ku raih handphone dan ku dial no Bunda.
Dari ujung nan jauh di sana terdengar suara lembut yang menentramkan. Aku berusaha menahan butiran butiran air dari mataku agar tidak jatuh. Ku tarik nafas panjang ketika Ibu bertanya bagaimana disana? ada kabar apa? . Aku masih terdiam. Ibu mengulang kata halo. Aku masih terdiam dan mengatur suaraku agar tidak lemah. Ibu diam tanpa mengucap kata halo lagi. Waktu seperti berhenti seketika. Suasana di telepon hening. Tanpa panjang lebar,ku ucapkan " Ibu, Selamat hari Ibu ya, terima kasih sudah menjadi Ibu yang hebat buat Nina. Semoga Ibu sehat selalu dan Nina sayang Ibu. Nina sangat rindu pada Ibu." Aku tidak dapat membendung lagi, airmataku tumpah, aku terisak. Dengan lembut Ibu menjawab " Iya, terima kasih, doa Ibu selalu menyertaimu."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar